Mengenal Marius/Alexandre Jacob

 

Nama aslinya adalah Alexandre Jacob, namun ia lebih dikenal dengan nama Marius Jacob, Seorang ilegalis anarkis dari Perancis. Terkenal sebagai pencuri pintar yang dilengkapi dengan rasa humor yang tajam serta memiliki kedermawanan besar terhadap korban-korbannya. Jalan hidupnya menginspirasikan Maurice Leblanc di karakter Arsene Lupin.
Dilahirkan pada tahun 1879 di Marseille dari sebuah keluarga kelas pekerja. Pada usia dua belas, dia mendaftar untuk magang sebagai pelaut. Pekerjaan yang akhirnya membawa Jacob mencapai Sydney dimana ia memutuskan desersi sebagai kru kapal. Dalam pelayaran ini ia kemudian mengatakan, “aku melihat dunia, itu tidak indah”.
Setelah episode pendek pembajakan, yang membuat ia ditolak karena terlalu kejam. Jacob kembali ke Marseilles pada tahun 1897 dan menyerah pada kehidupan laut secara total. Salah satu sebabnya adalah penyakit demam yang diderita hingga sisa hidupnya. Ia kemudian bekerja sebagai tipografer magang yang membuat ia menghadiri pertemuan-pertemuan para anarkis. Di salah satu pertemuan, Jacob akhirnya bertemu dengan calon istrinya Rose.
Kaum sosialis dari abad ke-19 yang berada di parlemen menentang, seringkali dengan kekerasan, kehadiran para anarkis di antara para pekerja. Perbedaan yang kentara adalah cita-cita kaum Sosialis yang berupaya untuk meraih kekuasaan secara legal melalui proses pemilihan. Para anarkis, bagaimanapun, merasa bahwa keadilan sosial itu bukan sesuatu yang dapat dicapai melalui struktur kekuasaan yang ada. Sebaliknya, hal itu harus direbut oleh kelas pekerja.
Di Eropa pada masa Epoque Belle, setelah represi besar-besaran dan berkelanjutan terhadap Komune Paris, pemberontakan yang terjadi menunjukkan kecenderungan ke arah penggunaan kekerasan oleh individu. Seringkali serangan itu diarahkan kepada para raja, politisi, tentara, polisi, tiran, dan hakim. Akibatnya sejumlah militan anarkis dipenjara dan menghadapi vonis guillotine. Ravachol misalnya, dianggap oleh banyak orang sebagai teroris dan akhirnya dijatuhi hukuman mati.
Jacob pernah tertangkap dengan bahan peledak setelah serangkaian aksi pencurian kecil yang dilakukannya. Ia kemudian dijatuhi hukuman enam bulan penjara. Setelah itu ia mengalami kesulitan mengintegrasikan kembali dirinya sendiri. Sejak saat itu, ia memilih sebuah sikap yang disebutnya “ilegalisme pasifis”.
Di Toulon pada 3 Juli 1899, Jacob pura-pura menderita halusinasi untuk menghindari lima tahun reklusi. Hukuman yang mesti dijalani akibat aktivitas yang dilakukannya. Ia dianggap memiliki potensi untuk menimbulkan kerusuhan dan peningkatan eskalasi kekerasan atas nama kebebasan individual. Hingga kemudian pada tanggal 19 April 1900, ia melarikan diri dari rumah sakit jiwa di Aix-en-Provence dengan bantuan seorang perawat laki-laki dan berlindung di Sète.
Di tempat baru ini Jacob tidak berhenti. Ia kemudian mengorganisir sekelompok orang, dan menyebut diri mereka “para pekerja malam”. Kelompok yang kemudian bertanggung jawab atas puluhan aksi kriminal. Kelompok ini mengusung prinsip yang sederhana. Mereka tidak membunuh, kecuali untuk melindungi hidupnya dan kebebasannya dari polisi. Mereka hanya mencuri dari mereka yang dianggap sebagai parasit sosial seperti para bos, hakim, prajurit, dan ulama. Tapi mereka tidak mencuri dari orang-orang yang memiliki profesi yang berguna bagi banyak orang seperti arsitek, dokter dan seniman. Persentase dari uang yang dicuri akan diinvestasikan ke dalam proyek-proyek anarkis. Jacob memilih untuk menghindari bekerja dengan kaum anarkis idealis dan menemukan dirinya dikelilingi oleh para penjahat dan ilegalis.
Untuk melihat apakah orang-orang yang berusaha mereka rampok berada di tempat mereka, geng Jacob akan menjepit potongan kertas ke pintu mereka dan kembali keesokan harinya untuk memeriksa apakah kertas itu masih ada di tempatnya atau tidak. Aktivitas ini mengantarkan Jacob untuk dikenal sebagai seorang ahli kunci, pembuka pintu dan brankas. Metode kriminal cerdas lain yang mereka gunakan adalah dengan memasuki sebuah apartemen dari lantai atas. Jacob akan menyelipkan payung melalui lubang kecil di langit-langit apartemen target. Begitu dimasukkan, payung bisa dibuka untuk menangkap puing-puing dan meredam kebisingan yang diciptakan ketika mereka berusaha menerobos langit-langit.
Antara 1900 dan 1903, kelompok ini beroperasi dengan dua sampai empat orang. Kelompok ini kemudian dituduh bertanggung jawab atas terjadinya lebih dari 150 kasus perampokan di Paris, provinsi sekitarnya dan bahkan luar negeri. Namun lama kelamaan Jacob mulai merasa bahwa ia mulai kehilangan alasan. Hingga pada suatu hari ketika mencoba untuk mengkonversi pekerja untuk anarkisme, Jacob memperoleh jawaban yang signifikan: “Bagaimana dengan masa pensiun saya?”
Pada tanggal 21 April 1903, operasi pencurian yang dilakukan di Abbeville berubah menjadi bumerang. Setelah membunuh seorang perwira polisi dalam rangka untuk melarikan diri, Jacob dan dua kaki tangannya ditangkap. Dua tahun kemudian di Amiens, Jacob muncul di hadapan pengadilan dan menghadapi tuntutan berat. Kaum anarkis dan orang-orang yang bersimpati dengannya datang berbondong-bondong ke kota dan menciptakan platform untuk ide-idenya. “Anda sekarang tahu siapa aku, yang memberontak, yang hidup pada produk yang dihancurkannya sendiri”.
Ketakutan bahwa hukuman mati Jacob akan memicu terjadinya kekerasan massal membuat ia tidak dipenggal dengan guillotine. Jacob divonis untuk hidup kerja paksa di Cayenne.
Di Cayenne, Jacob mulai membangun korespondensi dengan ibunya Marie, yang tidak pernah menyerah membela anaknya. Selama di penjara, ia mencoba melarikan diri tujuh belas kali tanpa pernah menemui keberhasilan.
Menyusul larangan penggunaan kerja paksa sebagai hukuman di seluruh negeri (kebijakan ini terinspirasi oleh tulisan-tulisan Albert Londres), Jacob akhirnya dibebaskan dan kembali ke Paris. Tempat di mana ia menderita depresi sampai 1927. Setelah itu Jacob pindah ke lembah Loire di mana ia menjadi penjual komersial dan menikah lagi. Saat itu, Jacob sudah berstatus duda karena istrinya Rose telah meninggal sewaktu ia masih mendekam dalam penjara.
Pada 1929 Jacob diperkenalkan kepada Louis Lecoin, direktur koran Libertaire. Kedua pria menemukan kemiripan satu sama lain dan membangun sebuah persahabatan yang langgeng. Setelah upaya menggalang dukungan internasional untuk tahanan anarkis Sacco dan Vanzetti, bersama Lecoin, Jacob juga ikut memberikan dukungan untuk mencegah ekstradisi Durruti ke Spanyol. Saat itu Durruti telah ditunggu oleh hukuman mati di Spanyol. Pada tahun 1936, Jacob pergi ke Barcelona dengan harapan membantu para sindikalis CNT. Sebelum akhirnya ia kecewa karena menemukan bahwa tidak ada harapan untuk kelanjutan perjuangan di Spanyol. Ia akhirnya kembali ke kehidupan pasar di Perancis.
Bagi banyak orang, jika saja ia tidak pernah bersentuhan dengan para anarkis, terlibat aksi kriminal dan resistensi, tetap saja Jacob adalah seorang yang humanis. Setelah kematian ibunya pada tahun 1941 dan istri keduanya pada tahun 1947, Jacob tidak pernah berubah. Ia dengan kawan dan kamerad di sekelilingnya, adalah lelaki yang tidak pernah meninggalkan gaya kehidupan kriminalnya atau opininya tentang ilegalisme atau aksi kekerasan individual.
.Anonim

Kill Your Idol! Bunuh Idolamu Sekarang! Bebaskan Dirimu!

KILL YOUR IDOL!
Bunuh idolamu! Bebaskan dirimu!

Dalam angan, kalian selalu mengenal idol. Sosok yang menjadi luapan kekaguman kalian. Idol adalah batu penjuru kemana kalian bermimpi. Kalian ingin seperti mereka. Kalian ingin bersama mereka. Kalian ingin, ingin, dan ingin menjadi seperti idola kalian. Baik tokoh politis, musisi, artis, aktor, figur publik, sampai para pemikir dan revolusioner. Kadang idola bisa berupa konsep. Konsep yang kalian anggap hebat: maskulin; agresif; bijaksana; lucu; pasifis; indie; revolusioner; dan lain-lain. Kalian menghabiskan waktu untuk mengagumi dan menduplikasi idola. Kalian diam, tapi pikiran kalian melayang-layang bersama idola kalian.

Lalu, kalian menyangkal diri

Kalian menolak diri sendiri. Menolak segala keunikan yang dimiliki. Kalian membayangkan diri sebagaimana kalian menggambarkan idol. Kalian mulai berpakaian seperti idola. Kalian menirukan mimik seperti idola. Kalian menghabiskan sumber daya untuk membentuk diri sebagaimana idola kalian. Kalian memasang ikon idola kalian di setiap jengkal tubuh. Kaos-kaos bergambar idola adalah identitas kalian. Kata-kata bijak idola adalah kata-kata yang keluar dari mulut kalian. Tulisan-tulisan idola kalian adalah apa yang kalian tulis di media sosial kalian.

Dan kalian mulai terjajah.

Terjajah oleh pikiran kalian. Terjajah oleh kebutuhan kalian agar punya identitas. Bukan identitas berdasar keunikan diri. Tapi identitas berdasarkan apa yang idola kalian miliki. Kalian menjadi kepalsuan di tengah dunia yang realistis. Tidak ada kemerdekaan, ketika kalian tidak menjadi diri sendiri. Kalian adalah manusia dengan label tersemat di dalam pikiran. Tidak berbeda dengan kaleng sarden di minimarket. Kalian menjadi sekumpulan barang di dalam peti kemas. Digolongkan dan dikotakkan sesuai label kalian. Kalian bergerak bukan atas kehendak. Namun bergerak sebagaimana perintah yang tersemat. Perintah agar kalian serupa dengan idola kalian. Kalian sudah mati. Karena kalian sudah tidak berpikir sebagaimana individu berpikir. Kalian menjadi mesin-mesin yang bergerak atas apa yang diperintahkan. Kalian menjadi komputer, dengan idola sebagai sistem operasi.

Jangan bicara merdeka! Jangan bicara pembebasan! Kalian bukanlah individu merdeka sampai kalian merdeka dari bayang-bayang idola. Pikiran kalian tidak akan bebas selama pikiran kalian terlalu kagum pada idola, dan menyangkala diri agar seperti idola. Kehendakmu adalah milikmu sendiri! Pikiranmu adalah milikmu sendiri! Tubuhmu adalah milikmu sendiri! Bukan milik konsep-konsep idolamu!

Bunuh idolamu! Bunuh dalam pikiranmu! Patahkan belenggu mereka di dalam hidupmu. Dan jadilah manusia merdeka!

BUNUH IDOLAMU! KAMU BERHAK MENJADI DIRIMU SENDIRI!

-camarhitam-

 [English Version]

KILL YOUR IDOL!
Kill your idol! Free yourself!

In your dreams, you always know idols. The figure that becomes your overflow of admiration. Idol is the cornerstone where you dream. You want to be like them. You want to be with them. You want, want and want to be like your idol. Both political figures, musicians, artists, actors, public figures, to thinkers and revolutionaries. Sometimes idols can be concepts. The concept that you think is great: masculine; aggressive; wise; funny; pacifist; indie; revolutionary; and others. You spend time admiring and duplicating idols. You are silent, but your mind hovers with your idols.

Then, you deny yourself

You reject yourself. Refuse all the uniqueness they have. You imagine yourself as you describe idols. You start dressing like an idol. You mimic a look like an idol. You spend resources to shape yourself like your idols. You put your idol icons on every inch of your body. T-shirts with idols are your identity. The idol’s wise words are words that come out of your mouth. Your idol writings are what you write on your social media.

And you start colonizing.

Crushed by your mind. Occupied by your needs to have an identity. Not identity based on uniqueness. But the identity is based on what your idols have. You become falsehood in a realistic world. There is no independence, when you don’t become yourself. You are humans with labels embedded in mind. Not unlike the sardine cans at the convenience store. You become a collection of items in the container. Classified and grouped according to your label. You move not by will. But it moves as an embedded command. The order that you are similar to your idol. You dead. Because you don’t think as individuals think. You become machines that move on what you are told. You become computers, with idols as operating systems.

Don’t talk free! Don’t talk about liberation! You are not an independent individual until you are free from the shadow of an idol. Your mind will not be free as long as your mind is too amazed at the idol, and deny yourself to be like an idol.

Yourwill is yours! Your mind is yours! Your body is yours! Not your idol’s concepts!

Kill your idol! Kill in your mind! Break their shackles in your life. And be free man!
KILL YOUR IDOL! YOU ARE ABLE TO BECOME YOURSELF!

-camerhitam-

Propaganda By The Deed

Apa itu propaganda by the deed ?

Propaganda by the deed atau dalam bahasa indonesia berarti propaganda dengan perbuatan yaitu panggilan untuk bertindak yang menginspirasi massa untuk memberontak melawan struktur politik di negara tertentu.
Propaganda perbuatan mengacu pada seruan untuk tindakan kekerasan, biasanya dilakukan oleh kaum anarkis, yang menginspirasi massa untuk memberontak melawan struktur politik di negara tertentu dalam beberapa kasus, revolusi adalah sesuatu yang menghendaki perubahan atau peningkatan dalam masyarakat mereka, namun dalam bentuk perlawanan ekstrem.
Tidak ada definisi tunggal mengenai propaganda dengan perbuatan. Propaganda dengan perbuatan dapat terdiri dari banyak bentuk, tetapi dalam kebanyakan kasus, penggunaan kekerasan melawan orang yang dipandang sebagai musuh rakyat seperti para penguasa (contoh dalam kasus usaha pembunuhan Henry Clay Frick yang dilakukan oleh Alexander Berkman).

Asal

Konsep ini berasal dari akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 ketika Carlo Pisacane, seorang anarkis dan salah satu sosialis pertama Italia menulis tentang konsep tersebut dalam bukunya sebagai upaya untuk mencoba “membangunkan massa” dari penindasan politik.
Konsep ini mendorong orang menggunakan kekerasan untuk memberontak terhadap para pemimpin politik dan sistem dalam pemerintahan. Dia berargumen bahwa dengan menggunakan kekerasan, perhatian akan dibuat dengan cepat, berlawanan dengan demonstrasi damai lainnya yang sebaliknya tidak akan memberikan respons bagi rakyat.
Idenya telah memengaruhi banyak orang sejak saat itu, menghasilkan kebangkitan kelompok-kelompok pemberontak dan revolusioner di abad itu, dan menyebar luas di negara-negara Eropa lainnya seperti Jerman, Prancis, Rusia, dan Spanyol. Itu juga menyebar ke Amerika, di mana upaya pembunuhan massal dan pembunuhan para pemimpin politik melalui pemboman, penikaman, dan bahkan penembakan direkam.
Di Amerika, anarkis seperti Johann Most mengadvokasi pemusnahan siapa pun yang disebutnya sebagai “musuh rakyat” melalui pembunuhan yang ditargetkan pada perwakilan pemerintah dan kapitalis. Dia juga memengaruhi bangkitnya anarkis di amerika melalui manual tertulisnya tentang perolehan dan peledakan bahan peledak.
-Anonim